Friday, March 16, 2012

“Guillotined"


Kalian semua mungkin sudah tau rasanya bagaimana digituin seperti judul diatas. Ya, “Guillotine”. Atau dalam bahasa Indonesianya “Disembelih”. Sebentar, yang disembelih disini bukan gua, melainkan titit gua. Ya, disini gua akan berkisah tentang masa kecil gua sewaktu mau di “Guillotined” (*Baca=Ditititin/Disembelih/Dibikin tidak berdaya) sama situkang sunat.
Kurang jelas kapan itu kejadian, yang pasti sekitar kelas 3 SD. Liburan panjang waktu itu gua bukannya bersenang-senang seperti anak-anak yang lain, gua malah menangis berdua sama titit gua.

Bersambung…


Seperti kebanyakan anak-anak lelaki yang akan disunat, gua wajar aja kalo ketakutan. Yang tidak wajar adalah setelah disunat gua malah minta nambah. Bukannya malah tambah bagus, mungkin gua akan berubah menjadi Transgender. Setelah emak dan kakek gua ngebujuk gua untuk ber-sunat, akhirnya kami berangkat, bukan, bukan naik mobil, tapi naik Becak. Yeah… Bisa kebayang gimana jadinya gua, dengan menggunakan sarung sebagai penutup, tanpa kolor atau apapun, gua bisa leluasa merasakan angin diselangkangan gua, rasanya kayak disemprot pakai rexona.
Akhirnya gua nyampe, gua tambah nervous, bingung mau gimana, gua berinisiatif untuk lari sambil ngangkat sarung yang pakai supaya tambah aerodinamis, tapi itu cuma rencana gua, kenyataannya gua enggak ngelakuin itu. Gila aja kalo misalkan gua begitu, mungkin emak sama kakek gua bakal bilang gini.
Bukan pak, itu bukan keluarga kami, kami cuman disuruh nganter buat  sunat’  kata emak dan kakek kepada orang-orang yang tidak bias ngomong sehabis ngeliat gua.

Gua masuk, emak gua masuk, kakek gua masuk, abang jefri juga ikutan masuk. Kami disuruh nunggu. Diruangan tunggu gua ngedengar suara agak samar teriakan minta tolong dari ruang jagal. Kamprhet, gua makin gugup, bibir jadi putih, badan jadi biru, keringat pada keluar, dan gua koma satu minggu.
Pasien satu demi satu dipanggil, sekarang cumin tinggal gua sama anak yang terakhir sebelum gua. Dia dipanggil tukang jagal, dia masuk dan menutup pintu, gua ngeliatin dan terjadi keheningan sesaat..

Hening…

Tiba tiba ada yang teriak ‘MAAAAAKK TOLOOOOONG MAAAAAK!’
Gugup gua tambah menjadi-jadi, gua sudah siap mati.
Enggak lama habis itu, si-anak yang tadi itu keluar dari ruangan jagal saambil nangis dan sambil setengah telanjang. Karena dia setengah telanjang, gua gak sengaja ngeliat tititnya, dan kenyataannya…. Tititnya lempak separo… mirip kayak ular anaconda kena ajab.
Karena rasa takut yang luar biasa, gua dipulangkan, bukan gua yang minta pulang, tetapi gua dipulangkan. Sesaat gua berpikir sudah selamat dari tempat setengah neraka itu. Tapi sampai rumah emak gua malah manggilin mantri buat nyunat gua secara pribadi dirumah.
Setelah simantri datang, hidup gua sekarang lebih menyenangkan…

No comments:

Post a Comment